Aku melepaskan diri dari pelukan Pras, menatapnya dengan senyum, namun lagi-lagi airmata di pelupuk mataku kembali menetes. Aku tak sanggup menutupi kesedihanku.
"Tegarkan hatimu, Sayang. Jangan nangis, kumohon kuatkan aku. Jangan bikin aku jadi ngrasa salah karena udah mbuat kamu nangis. Mungkin ini yang terbaik untuk kita, agar kita lebih menghargai arti dari pertemuan disaat rindu menyapa hari Minggu kita." kembali Pras menyeka airmataku.
Aku tak sanggup berkata lagi, airmataku cukup mewakilkan kata hatiku yang tak pernah rela melepas Pras keluar kota. Tak kuat rasanya menahan rindu yang menumpuk menantikan pertemuan dengannya. Minggu-mingguku akan menjadi kelabu tanpa hadirnya. Mungkin bukan lagi hari minggu yang bisa kutunggu untuk sekedar menyapu rindu yang terserak di hatiku. Melainkan berbulan bulan aku akan merindunya. Aku tak sanggup membayangkan semua itu.
Pras, jangan pergi!
***
Gerimis di langit sore itu
seakan-akan menjadi kawan dari lelehan airmata ini
Saat jemarimu menyekanya
hatiku teriris
sesak nafasku
gemetar nadiku
Sesal, ku tak mampu menahan
agar kristal ini tak jatuh di depanmu
Sungguh ku tak ingin
Ku inginkan
ketegaran yang slalu kau ajarkan -menjadi penghuni palung hatiku
Yang disana
tersimpan mutiara mutiara cinta kita
Yang disana
terbiaskan cahaya indah dari setiap kristal-kristal kesabaran
yang tak sengaja ku jatuhkan
Nyaman,
bila ku berjalan di antara rintik hujan
di bawah derasnya airmata langit
Di mana tak ada sepasang matapun
yang menatap kristal kristalku tertumpah
di antara harapan harapan kerinduan..
07/11/11
23:14
(Puisi ini adalah yang terserak di antara coretan-coretan buat Pras)
***
Pagi yang cerah, namun tidak seperti hatiku yang mendung. Aku menyelesaikan batik dengan airmata yang sesekali menetes karena tak sanggup kutahan. Injakan kakiku pada dinamo mesin jahit terhenti saat handphoneku berbunyi. Itu pasti Pras, batinku.
'Sayang, batiknya udah nyampe mana njaitnya? Besok aku berangkat. Kamu mau kan, nganter aku ke terminal? Kita pake baju batik ya Sayang.'
Begitu sms dari Pras. Belum sempat aku membalas, airmataku kembali deras menetes di layar handphoneku.
Aku menyelesaikan dressku dengan hati yang entah seperti apa. Namun selesai juga akhirnya.
Bersambung
Profil Fitri Prasojo
Oleh Fitri Prasojo
http://www.facebook.com/fitri.nurlaela27
No comments:
Post a Comment