Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now 

Blogger templates

Recent Comments

Pasang Iklan Gratis

Saturday, December 24, 2011

Tetesan Hujan di Bulan November #3

Oleh Fitri Prasojo 
 Aku melepaskan diri dari pelukan Pras, menatapnya dengan senyum, namun lagi-lagi airmata di pelupuk mataku kembali menetes. Aku tak sanggup menutupi kesedihanku.

"Tegarkan hatimu, Sayang. Jangan nangis, kumohon kuatkan aku. Jangan bikin aku jadi ngrasa salah karena udah mbuat kamu nangis. Mungkin ini yang terbaik untuk kita, agar kita lebih menghargai arti dari pertemuan disaat rindu menyapa hari Minggu kita." kembali Pras menyeka airmataku.

Aku tak sanggup berkata lagi, airmataku cukup mewakilkan kata hatiku yang tak pernah rela melepas Pras keluar kota. Tak kuat rasanya menahan rindu yang menumpuk menantikan pertemuan dengannya. Minggu-mingguku akan menjadi kelabu tanpa hadirnya. Mungkin bukan lagi hari minggu yang bisa kutunggu untuk sekedar menyapu rindu yang terserak di hatiku. Melainkan berbulan bulan aku akan merindunya. Aku tak sanggup membayangkan semua itu.

Pras, jangan pergi!

***

Gerimis di langit sore itu

seakan-akan menjadi kawan dari lelehan airmata ini

Saat jemarimu menyekanya

hatiku teriris

sesak nafasku

gemetar nadiku

Sesal, ku tak mampu menahan

agar kristal ini tak jatuh di depanmu

Sungguh ku tak ingin

Ku inginkan

ketegaran yang slalu kau ajarkan -menjadi penghuni palung hatiku

Yang disana

tersimpan mutiara mutiara cinta kita

Yang disana

terbiaskan cahaya indah dari setiap kristal-kristal kesabaran

yang tak sengaja ku jatuhkan


Nyaman,

bila ku berjalan di antara rintik hujan

di bawah derasnya airmata langit

Di mana tak ada sepasang matapun

yang menatap kristal kristalku tertumpah

di antara harapan harapan kerinduan..





07/11/11
23:14

(Puisi ini adalah yang terserak di antara coretan-coretan buat Pras)

***

Pagi yang cerah, namun tidak seperti hatiku yang mendung. Aku menyelesaikan batik dengan airmata yang sesekali menetes karena tak sanggup kutahan. Injakan kakiku pada dinamo mesin jahit terhenti saat handphoneku berbunyi. Itu pasti Pras, batinku.

'Sayang, batiknya udah nyampe mana njaitnya? Besok aku berangkat. Kamu mau kan, nganter aku ke terminal? Kita pake baju batik ya Sayang.'

Begitu sms dari Pras. Belum sempat aku membalas, airmataku kembali deras menetes di layar handphoneku.

Aku menyelesaikan dressku dengan hati yang entah seperti apa. Namun selesai juga akhirnya.


Bersambung
Profil  Fitri Prasojo
Oleh Fitri Prasojo 
http://www.facebook.com/fitri.nurlaela27

No comments:

Post a Comment