Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now 

Blogger templates

Recent Comments

Pasang Iklan Gratis

Saturday, December 24, 2011

Tetesan Hujan di Bulan November #2

Tetesan Hujan di Bulan November #2
Oleh Fitri Prasojo 



Dengan semangat 45 aku menjahit batik, kujadikan kemeja untuk Pras dan dress untukku sendiri. Berbait-bait senandung atas nama cinta kudendangkan mengiringi aktifitasku menjahit. Aku tak sabar menantikan jadinya baju batik itu. Begitupun dengan Pras, berulang kali dia menanyakan lewat smsnya 'udah nyampe mana ay?'

Namun semangat yang semula membara itu tak selamanya berkobar. Airmataku sendirilah yang memadamkannya. Bagaimana tidak, aku begitu kaget tersentak dengan smsnya;

'Sayang, kalau aku merantau, gimana?'

'Merantau kemana, Say? Lagi kenapa kok tiba-tiba ngomong kayak gitu?'

'Keluar kota, ay. Aku ada masalah di tempat kerjaku. Batinku pengen nangis, ay. Pengen lepas dari semua beban ini.'

'Masalah apa say, kok sampai segitunya? Tapi aku gak sanggup jauh dari kamu. Gak sanggup!'

'Sayang, aku mohon sayang ngertiin aku. Aku butuh dukunganmu say, tolong kuatkan aku.'

'Tapi, Say... :'( '

'Sayang, mengertilah. Jangan buat aku merasa salah karena jauh dari kamu nanti.'

Airmataku menetes di atas kain batik yang sedang kukerjakan. Aku dengan segenap tenaga yang masih tersisa mencoba menelfon Pras, tapi direject olehnya. Aku enggan membaca sms, huruf demi huruf yang kian kabur, terbias oleh airmata -yang terus menerus mengantri di pelupuk mataku dan berjejal ingin menjatuhkan diri menjadi kristal bening penghias batik kami nanti.

'Sayang, jangan telfon aku dulu! Aku gak sanggup dengerin kamu nangis.' begitu sms dari Pras setelah berulang kali telfonku direjectnya.

Siang itu, langitpun menangis. Menghalangi niatku yang akan pergi ke rumahnya. Ku ingin kejelasan! Dan baru hari berikutnya aku menemuinya. Lagi dan lagi -airmataku menitik di ujung kelopak mata ini.

"Jangan nangis, Sayang." ucapnya lembut seraya menyeka airmataku, lalu mengecup keningku. Aku hanya tersenyum.

"Makan yah, aku suapin, tapi Sayang gak boleh nangis lagi."

"Gak laper." ucapku lirih, lalu menyandarkan kepalaku ke dadanya. Dia memelukku hangat.

"Aku ngerti, ini berat buat kita. Tapi bersabarlah, Sayang. Demi masa depan kita juga kan?"

"Aku akan selalu merindukan kamu, Sayang."

"Aku juga, jangan nangis lagi yah! Hatiku sakit melihatnya."

"Tolong jangan pergi."

"Aku gak bisa njamin buat gak pergi. Tapi aku janji, akan selalu setia sama kamu, sama cinta kita. Percayalah!"


Bersambung

Profil  Fitri Prasojo
Oleh Fitri Prasojo 
http://www.facebook.com/fitri.nurlaela27

No comments:

Post a Comment