Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now 

Blogger templates

Recent Comments

Pasang Iklan Gratis

Tuesday, January 31, 2012

Linux

GNU/Linux, Sebuah Alternatif


Apabila kita mendengar kata Linux, hal pertama yang terlintas dibenak kita adalah Linux sangat rumit, sulit dimengerti dan hanya untuk kalangan tertentu saja. Tidak sedikit pula yang kebingungan bahkan pesimis bisa mengoperasikan Linux. Selain itu ada juga sebagian dari kita yang memiliki keraguan apakah Linux bisa memenuhi kebutuhan kita atau tidak. Semuanya itu adalah hal yang wajar karena kita kurang mendapat informasi yang bisa dijadikan panduan untuk mempelajari Linux.

Apa itu Linux?
Linux adalah sebuah sistem operasi yang diciptakan oleh Linus Benedict Torvalds seorang mahasiswa Universitas Helsinki Finlandia di tahun 1991. Istilah Linux sebetulnya hanya mengacu pada kernel dari suatu sistem operasi. Kernel adalah Jembatan antara hardware dan aplikasi-aplikasi yg menterjemahkan bahasa software sehingga mampu dimengerti dan diproses oleh hardware sesuai dengan permintaan. Untuk melengkapinya agar menjadi suatu sistem operasi, harus ditambahkan beberapa program dari GNU. Oleh karena itu lazim dikenal sebagai GNU/LINUX atau singkatnya Linux. GNU sendiri adalah singkatan dari GNU'S Not Unix sebuah proyek pembuatan software dan utilitas yang free dan open source atas prakarsa Richard M Stallman melalui Free Software Foundation-nya.

Pengembangan Linux bersifat open source artinya source code dari aplikasi pembentuk sistem dan aplikasi lainnya diberikan secara terbuka sehingga setiap orang dapat melakukan modifikasi atau kustomisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu banyak bermunculan versi-versi pengembangan linux yang biasa dikenal dengan istilah Distro. Beberapa distro yang umum digunakan diantaranya RedHat, Mandrake, Slackware, SUSE, Debian, BSD, SUN JDS dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat pula beberapa distro berbahasa Indonesia antara lain Trustix Merdeka, Linux Sehat, RimbaLinux dan WinBI.

Selain opensource, Linux juga bersifat free atau bebas yang apabila kita urut huruf per huruf bisa berarti:
  • F = Free artinya kita bebas menggunakan tanpa perlu membayar lisensi alias gratis, selain itu Free berarti Freedom yaitu kebebasan untuk menggunakan, meng-copy (copyleft), mendistribusikan bahkan apabila kita memiliki pengetahuan yang cukup, kita bebas mengubah sesuai dengan keinginan kita dan menjadikannya sebagai sebuah distro kita sendiri.
  • R = Ready to Use atau siap pakai. Tidak seperti kebanyakan sistem operasi yang lain, umumnya distro-distro linux tidak hanya memuat sistem operasinya saja tetapi sudah dibundel dengan software-software aplikasi seperti software aplikasi perkantoran (wordprocessing, spreadsheet dan presentation).
  • E = Easy to use artinya mudah digunakan. Pengembangan Linux saat ini lebih ditujukan ke arah user-friendly agar mudah digunakan baik pada saat proses instalasi maupun dalam penggunaan sehari-hari karena lingkungan Linux sudah dibuat sedemikian rupa mengadaptasi lingkungan Windows.
  • E = Educated artinya mendidik, kita tidak hanya menjadi pengguna tetapi kita juga bisa menjadi pengembang karena kita dapat mempelajari source code sistem operasi dan aplikasinya sehingga dapat berkontribusi dalam penyempurnaan Linux.

Kenapa Harus Linux?
Memang kita tidak harus migrasi ke Linux karena tidak ada yang memaksa kita untuk beralih ke sistem lain andai saja sistem operasi dan program aplikasi berbasis Windows yang kita gunakan selama ini didapat secara legal. Sayangnya kebanyakan dari kita menggunakan software tersebut secara illegal tanpa membayar lisensi alias membajak.

Dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) pasal 72 ayat 3 disebutkan 'Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000 (limaratus juta rupiah)'.

Dengan diberlakukannya UU tersebut, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memikirkan penggunaan sistem operasi dan program aplikasi yang legal, handal tetapi berbiaya rendah. Dan GNU/Linux menjadi sebuah alternatif yang memenuhi persyaratan tersebut.
Selain Free & Opensource, Linux juga menawarkan stabilitas dan keamanan yang cukup tinggi sehingga banyak digunakan sebagai sistem operasi pada server dilingkungan Penyedia Jasa Internet (Internet Service Provider), Universitas (ITB, UI, UNPAD, UGM, Bina Nusantara, Gunadarma, Parahyangan dll) dan perusahaan-persahaan besar (Konimex, Lippoland Development, Bank Central Asia, CISCO System Inc., Sony World Wide Network, Mercedes Benz) dan masih banyak lagi.

Dengan banyaknya aplikasi-aplikasi pengganti di Linux, rasanya tidak ada lagi alasan untuk tidak mulai menggunakan Linux sebagai sistem operasi dan aplikasi kita. Apabila kita masih belum yakin untuk beralih, tidak ada salahnya kalau kita mencoba menggunakan Linux Live CD sebagai bahan pertimbangan. Kita dapat mencarinya di http://www.frozentech.com/content/livecd.php dan pilih yang primary function-nya Desktop.

Linux Live CD adalah distro Linux yang dikemas dalam sebuah CD dan dapat dijalankan secara langsung komputer kita. Kita cukup menjalankannya dari CD sehingga mudah untuk mencoba Linux tanpa harus melakukan proses instalasi. Proses instalasi kadang-kadang cukup membingungkan dan menakutkan bagi mereka yang belum pernah berkenalan dengan dunia Linux sama sekali.

Beberapa distro Linux Live CD yang banyak dipakai antara lain Knoppix, SUSE Live Eval, Mandrake Move, Gentoo Live CD, Slackware Live CD dll. Meskipun bentuknya Live CD, tetapi distro tersebut memiliki fungsi yang sama dengan distro-distro terinstal. Di dalam CD tersebut, sudah terdapat paket-paket umum yang biasa kita jumpai di distro Linux besar, seperti: OpenOffice, KOffice, XMMS, GIMP, Konqueror, dan sebagainya. Namun ada beberapa pengecualian, yaitu beberapa paket yang memang sangat besar dan kiranya tidaklah umum digunakan oleh home user, mengingat kapasitas CD yang terbatas, yaitu sekitar 700MB.

Kepraktisan itu ada batasnya karena selama operasionalnya, Linux Live CD tidak mempunyai sebuah tempat khusus di dalam harddisk. Linux Live CD hanya memiliki tempat di memori utama (RAM), sehingga setelah di-restart, semua isi RAM akan dikosongkan dan Linux Live CD harus melakukan inisialisasi ulang untuk mendeteksi semua perangkat keras yang dimiliki oleh user. Selain itu, kinerja dari Linux Live CD sendiri juga tidak bisa maksimal, karena kecepatan komputer untuk mengakses CD-ROM jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mengakses harddisk. Tetapi sebagai awal perkenalan dengan Linux, rasanya Linux Live CD lebih dari sekedar cukup. Informasi lebih lengkap mengenai linux bisa anda dapatkan di http://www.linux.org, atau http://www.linux.or.id/ . Selamat mencoba atau tunggu artikel selanjutnya. <(c) rad 2004>

No comments:

Post a Comment